White Box Testing :
Pengujian yang didasarkan pada detail mekanisme dan alur kebijaksanaan isyarat program. Pada kegiatan whitebox testing, tester melihat source code kegiatan dan menemukan bugs dari isyarat kegiatan yang diuji. Intinya whitebox testing ialah pengujian yang dilakukan hingga kepada detail pengecekan isyarat program.
Kegiatan Tester :
melihat isyarat kegiatan -> menciptakan test case untuk mencari kesalahan / bugs / error dari isyarat kegiatan yang dibentuk oleh programmer
Black Box Testing :
Pengujian yang didasarkan pada detail aplikasi menyerupai tampilan aplikasi, fungsi-fungsi yang ada pada aplikasi, dan kesesuaian alur fungsi dengan bisnis proses yang diinginkan oleh customer. Pengujian ini tidak melihat dan menguji souce code program.
egiatan Tester :
– menciptakan test case untuk menguji fungsi-fungsi yang ada pada aplikasi
– menciptakan test case untuk menguji kesesuaian alur kerja suatu fungsi di aplikasi dengan requirement yang dibutuhkan customer untuk fungsi tersebut
– mencari bugs / error dari tampilan (interface) aplikasi
Sekian artikel wacana perbedaan white box testing dan blackbox testing. Semoga bermanfaat
Contoh:
Pengujian white box merupakan metode perancangan test case yang memakai struktur kontrol dari perancangan prosedural dalam mendapat test case. Pengujian dilakukan dengan sketsa flowchart diagram gambar dibawah ini.
Pengujian dilakukan untuk melihat apakah halaman awal ketika dibuka muncul peta seluruh wilayah Kota. Hasil dari flowchart mengatakan wilayah kota muncul dikala masuk halaman awal alamat prototype aplikasi. Pengujian Kedua dilakukan pengujian kebijaksanaan apakah alamat kriteria muncul dikala dimasukkan filter sesuai kriteria. Hasil dari pengujian hasil muncul sesuai dengan kriteria yang dimasukkan. Berikut ini flowchart pengujian kedua pada gambar dibawah.
Analisa dari hasil pengujian white box mengatakan aplikasi sudah sesuai impian dari sisi ketepatan kebijaksanaan yang ada pada protoytpe.
Pengujian Black Box Metode yang dipakai dalam pengujian alpha ialah metode black box yang fokus pada persyaratan fungsional dari perangkat lunak yang dibangun. Berdasarkan rencana pengujian, maka sanggup dilakukan pengujian black box pada prototype aplikasi peta hama dan penyakit ikan yang dijelaskan pada tabel dibawah ini.
Hasil dari pengujian dengan black box ada beberapa hasil pengujian yang belum sesuai dengan realisasi yang diperlukan sehingga dilakukan beberapa perbaikan sesuai dengan duduk kasus yang didapatkan, berikut perbaikan yang dilakukan :
- Perbaikan pertama dilakukan pengecekan warna peta yang ada kemunculan warna yang sama. Langkah yang dilakukan untuk memperbaiki bug tersebut dengan mengecek kebijaksanaan warna dan menambahkan field status warna pada tabel untuk memudahkan proteksi warna sehingga warna muncul sesuai yang diharapkan.
- Perbaikan kedua dilakukan pengecekan fungsi tampilan yang tidak sesuai dengan perbedaan pada saluran device layar yang berbeda. Langkah yang dilakukan dengan menambahkan style memakai “Bootstrap”. Bootstrap merupakan framework untuk membangun desain web secara responsive. Artinya, tampilan web yang dibentuk oleh bootstrap akan menyesuaikan ukuran layar dari browser yang kita gunakan baik di desktop, tablet ataupun mobile- device.
Setelah perbaikan dilakukan maka dilakukan pengujian ulang dengan black box. Pengujian hanya dilakukan pada fungsi yang belum sesuai yang diharapkan. Pengujian ulang black box pada prototype aplikasi pemetaan hama dan penyakit ikan yang dijelaskan pada tabel dibawah ini.
Semoga bermanfaat
Sumber: http://scdc.binus.ac.id/himsisfo/2016/10/perbedaan-white-box-testing-dan-black-box-testing/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar